Ular terbesar di dunia mungkin seperti ular anaconda besar yang merayap di hutan hujan tropis sekitar 60 juta tahun yang lalu, kata sebuah studi baru yang menggambarkan tentang adanya ular raksasa kuno.
Ular raksasa (seperti yang digambarkan di Amazon Peru) dapat mencapai panjang dari 23 kaki (7 meter) dan beratnya pada 550 pon (227 kilogram),reptil hijau olive ini berkembang di Semenanjung Florida dan di selatan Texas, daerah yang memiliki iklim yang mirip dengan habitat asli anaconda Amerika Selatan , penelitian mengatakan.
Fosil yang ditemukan di tambang batu bara timur laut Cerrejón Kolombia , menunjukkan reptil yang dijuluki Titanoboa cerrejonesis, setidaknya memiliki 42 kaki (13 meter) panjangnya dan beratnya 2.500 pon (1.135 kilogram).
Ular terbesar yang ditemukan, Titanoboa cerrejones, diperkirakan memakan buaya prasejarah yang hidup berdampingan pada masanya.
" lebih panjang daripada bus kota dan ... lebih berat daripada mobil," kata Jason Head, penulis juga pemimpin studi ahli tentang fosil-ular di University of Toronto Mississauga di Kanada dan penelitian ini bergabung dengan Smithsonian Institution.
Sebelumnya,rekor ular terbesar adalah Gigantophis garstini, yang panjangnya 36-38 kaki (11-11,6 meter),ular yang tinggal di Afrika Utara kira-kira 40 juta tahun yang lalu.
Sebagai perbandingan dengan ular anaconda modern yang mencapai panjang kurang lebih 5,2 meter ukuran tulangnya sungguh mengagumkan.Sedangkan ular yang dianggap terbesar saat ini mungkin bisa dianggap berada di Indonesia yaitu keluarga Phyton,dalam sebuah foto tidak bertanggal,beberapa warga di wilayah Indonesia tampak memegang Reticulated python, mungkin spesies ular hidup yang terpanjang dan maksimum memiliki panjang lebih dari 30 kaki (9 meter).
Hans-Dieter Sues, associate director untuk penelitian dan koleksi di Smithsonian's National Museum of Natural History, tidak terlibat dengan studi ini tetapi telah melihat fosil ular tersebut. Sues mencatat bahwa manusia modern tidak ada kesempatan untuk melawan salah satu raksasa ini, yang menewaskan mangsanya secara lambat dan membuatnya mati lemas.
"Mengingat ukuran penampang ular itu, seperti salah satu perangkat alat yang digunakan untuk menghancurkan mobil-mobil tua di tempat barang rongsokan," kata Sues.
Selain itu, bobot ular menunjukkan bahwa kehidupan ular tersebut kira-kira ketika daerah tropis jauh lebih hangat daripada masa sekarang, yang menunjukkan potensi tentang teori implikasi bagi perubahan iklim di masa depan .
sumber : national-geographic
waaaaaawwwww.......
BalasHapussekarang emang msih ada?
BalasHapuswihhhhhh tuch krang bsar pak mnding di rmah sya bsarrrrrrr bgt btw ap mzih ad ularny n aq jga pgin lyat buayany ...... ahihihihi
BalasHapus