Selasa, 09 November 2010

Epidemi Menari Tanpa Henti

Setelah membahas tentang Epidemi tertawa di Tanganyika, saya akan membawa anda kembali ke suatu epidemi lain yang terjadi abad pertengahan di Eropa, kali ini epidemi menari.
Malam Natal tahun 1021, 18 orang berkumpul di luar sebuah gereja di kota Kölbigk Jerman dan menari dengan liarnya.Pendeta gereja yang sedang melakukan misa tidak dapat melanjutkan misa dengan hiruk-pikuk yang terjadi di luar gereja, dengan segera memerintahkan mereka untuk berhenti. Warga yang sedang asyik menari ini mengabaikan peringatan dari sang pendeta, malahan mereka saling berpegangan tangan dan menari membentuk lingkaran, bertepuk tangan, melompat, dan bernyanyi secara serempak. Pendeta tersebut mulai marah, dan dalam  sejarah lokal mencatat, bahwa pendeta tersebut mengutuk mereka untuk menari selama setahun sebagai hukuman atas kesembronoan dan tindakan keterlaluan mereka. Dan akibatnya tidak sampai Natal berikutnya para warga yang melakukan tarian mendapati keadaan mereka mulai tidak dapat mengendalikan  anggota badan mereka. Tubuh mereka merasa lelah dan letih.Dan akhirnya tertidur, bahkan beberapa dari mereka tidak pernah terbangun lagi.

Memang bagi kita, cerita  dari orang-orang abad pertengahan sulit dipercaya. Apa yang mendorong  warga untuk menari mungkin dikaitkan dengan  rapalan-rapalan doa diiringi gerakan tubuh manusia yang berkaitan dengan  upacara keagamaan serta kekuatan supranatural. Tapi meskipun banyak penulis sejarah menjelaskan hal ini bisa saja hanya merupakan legenda, kita tidak perlu menganggapnya sebagai  sebuah  cerita yang nyata. Banyak sumber menunjukkan bahwa para penulis sejarah ini jelas mungkin telah melebih-lebihkan peristiwa sebenarnya. Apa yang terjadi  di Kölbigk merupakan awal pertama dari cerita tentang epidemi menari.
Cerita tentang  tentang serangan dari epidemi menari ini mulai tak terbendung, dan terkadang berakibat fatal, kejadian selanjutnya epidemi menari yang terjadi di kota Erfurt di Jerman tahun 1247. Tak lama setelah itu, 200 orang yang dikatakan sebagai penduduk yang menari  tanpa henti   di sebuah jembatan di atas Sungai Moselle di Maastricht hingga  mengakibatkan jembatan  itu runtuh, dan membuat para penari tersebut tenggelam semuanya. Demikian pula, cerita berlanjut  di abad pertengahan,tentang epidemi tarian yang mengerikan ini, di  tahun 1374, sebuah lanjutan epidemi menyapu  wilayah Jerman Barat, daerah yang berada di daratan rendah, dan timur laut Perancis . Dijelaskan bahwa ribuan orang menari  tanpa henti selama berhari-hari  bahkan berminggu-minggu, menjerit-jerit mengerikan seakan mereka mendapat visi kematian dan memohon kepada para pendeta dan biarawan untuk menyelamatkan jiwa mereka. Beberapa dekade kemudian, paderi dari biara dekat kota Trier mengingat kembali epidemi  ini di mana ia melihat sekumpulan para penari yang menari dengan hebatnya seakan mereka  sedang berhalusinasi atau kerasukan, mereka menari dengan melompat-lompat selama 6 bulan, sebagian dari mereka mati setelah mengalami patah rusuk pinggang. 

Pada skala yang jauh lebih besar,sebuah wabah yang sama melanda kota Strassbourg tahun 1518, tepatnya pada bulan Juli disebuah jalanan sempit kota Strassbourg  Perancis, seorang wanita yang dikenal bernama Frau Troffea mulai menari dengan sekuat tenaga dan dengan liarnya hingga empat sampai enam hari lamanya. Dipenghujung minggu 34 orang mulai mengikuti apa yang dilakukan Frau Troffea dan pada satu bulan kurang lebih 400 orang telah tercatat ikut menari tanpa henti..

Pihak berwenang menegaskan bahwa tarian ini bertujuan untuk melepaskan diri dari rasa tersiksa, tetapi pada akhir musim panas lusinan warga Alsatian yang melakukan tarian ini akhirnya menemui ajal diakibatkan serangan jantung, stroke, dan kelelahan yang luar biasa akibat telah menari tanpa henti.
 Setahu saya film India juga begitu...sang aktor dan aktris sebelum meninggal sempat menyanyi dan dan menari...wakakakakaka
Sumber : wikipedia, google images

2 komentar:

Pengikut