Rabu, 02 Desember 2009

Tapak kaki kuno diatas batu

Posting ini berdasar jurnal ekspedisi saya hari ini Rabu 2 Desember 2009....
Setelah semalaman tidak tidur karena harus menyelidiki rumor penampakan cahaya di kampung tetangga sebelah saya akhirnya menyerah karena matahari telah menampakkan cahayanya yang anggun dan mengurai gelapnya malam,saya terpaksa memutuskan untuk mencari bahan berita terbaru untuk pembaca blog mbahware....keputusan itu memaksa saya untuk tidak tidur lagi siang hari ini...weew...


Dari atas pabrik penggilingan padi bekas peninggalan Belanda saya menatap indahnya matahari pagi.....
Dan mengenang bagaimana kejayaan pabrik ini dulunya......yang sekarang hanyalah tinggal reruntuhan tua yang menyedihkan...sedangkan sebagian besar besi dan properti dari pabrik ini raib entah kemana...( paling juga sudah masuk jual beli besi tua dan tukang rongsokan )..



Satu hal dari pabrik ini yang mungkin tetap saya kenang dan mungkin juga bagi warga sekitar adalah sebuah cerobong asap dari tungku pembakaran yang masih berdiri tegar menatap tahun demi tahun yang berganti dan sedikit demi sedikit menggerogoti keperkasaan dari bangunan yang masih tampak berdiri kokoh ini...

 


Sangat menarik melihat struktur cerobong asap tersebut..lalu saya berpikir bagaimana mereka dulu membuatnya  sehingga tetap berdiri kokoh hingga sekarang...?
Saya mencoba mengitari sekeliling cerobong asap tersebut...dan menemukan sebuah lubang tempat tungku pembakaran yang jaraknya 25 meter dari cerobong asap...


lalu dari tungku ini dihubungkan dengan pipa ke cerobong asap, yang menariknya lagi mereka tidak menggunakan pipa besi atau sejenisnya pada masa itu melainkan menggunakan pipa buatan dari batu bata yang menyerupai sebuah lorong hingga bersambung dengan cerobong asap.....


Yang lebih hebat lagi anda akan melihat bagaimana mereka menata batu bata itu didalam lorong hingga cerobong asap...saya berkesempatan untuk masuk dan melihat kedalam lorong hingga ujung menara cerobong asap..yang gelapnya bukan main....



Dan saat berada di tengah cerobong asap saya sempat mencoba mengambil gambar ujung atas menara...yang akhirnya saya gunakan untuk menggoda teman saya Enigma untuk mengidentifikasi cahaya matahari yang dilihat dari dalam cerobong asap ( seperti pulung gantung bukan...? wakakakakaka )


well....jam berlalu setelah beristirahat sebentar di rumah untuk menikmati  sarapan dan segelas kopi buatan istri tercinta dan juga menyempatkan diri untuk nonton 3 film sekaligus hasil download semalam " the fourth kind, new moon, pandorum "(komputer saya seminggu paling banter istirahat 2 jam seharinya dan online seharian penuh). Jam telah menunjukkan 13.00 siang, so... sudah waktunya mempersiapkan vespa tua dari kandangnya dan memanggil teman seperjalanan yang setia untuk menemani saya menjadi si Bolang......
Destinasi saya kali ini ke perbukitan sekitar lereng Arjuna yang misterius....siapa tahu saya mendapatkan ide cerita yang menarik....
Panasnya hari ini meskipun mendung bergayut tetap tak menggoyahkan saya untuk tetap melangkahkan kaki untuk mencoba menggali kembali sisa kejayaan masa para nenek moyang kita.......


Setelah beberapa kilo perjalanan, akhirnya terpaksa vespa tua mengalami penderitaan kembali karena saya ajak merentas jalan yang saya jamin gak bakalan ada dari pembaca coba melakukan perjalanan seperti ini menggunakan transportasi seperti yang saya gunakan.......


Setelah berada di ujung desa Watuagung ( 1 km dari Taman Safari Indonesia II ) saya mendengar tentang sebuah sumber air di tengah hutan yang merupakan bekas persinggahan minum dan istirahat dari kerajaan Hindhu Majapahit dalam pelariannya setelah keruntuhannya....
Semangat mulai menggelora di dalam dada...tapi apa daya medan yang harus ditempuh seperti ini...




Sangat susah untuk mencapai sumber ini...untuk menempuh perjalanan 1 km saja harus menghabiskan waktu 1 jam lebih...terlebih saya harus sering mengangkat pantat vespa tua karena tersangkut dibebatuan....tapi inilah kelebihan vespa tua ini dibandingkan dengan menggunakan motor Jepang yang saya jamin setelah pulang ekspedisi harus masuk bengkel satu minggu.....


Akhirnya sampai juga vespa tua kesayangan membawa saya sampai tujuan....setelah hampir setengah jam lebih menyusur sungai kecil yang membawa saya ke sumber mata air di tengah hutan ini....
Tinggal satu tanjakan lagi keseberang sungai tempat sumber mata air berada........


Suara binatang hutan menyambut kedatangan dua petualang gila seiring dengan hembusan nafas lega karena terlepas dari siksaan mengangkat pantat vespa berkali - kali....
Saya mencoba melihat keadaan sekitar, dan ternyata memang tempat ini jarang dikunjungi manusia...paling banter yang mampir kesini adalah para pencari kayu bakar dan penyabit rumput makanan ternak....
Hal yang menguatkan keyakinan saya adalah, saya menemukan paling tidak sedikitnya ada 5 buah  tahi kotoran musang yang nongkrong diatas sebuah batu besar yang sudah mengering dan yang masih baru,...yang saya perkirakan baru berumur semalam setelah keluar dari perut si musang.....



Dan inilah sumber mata air tersebut...yang mungkin dirawat oleh penduduk setempat agar tetap terjaga kebersihan dan kelestariannya....



Dan yang lebih menarik lagi adalah di salah satu batu tersebut terdapat sebentuk lubang sebesar telapak kaki ukuran manusia yang seperti menjejakkan kaki dengan dalam di salah satu batu tersebut....entah bagaimana cara melakukannya...

Tapi yang membuat saya heran hanya telapak kaki kanan saja...tidak ada pasangan telapak kaki kirinya...


Well...cukup sekian dulu laporan dari saya.....kita tunggu apa yang saya dapat dari ekspedisi selanjutnya....

7 komentar:

  1. wah, kayak prasasti yang di jawa barat itu ya (sori, lupa namanya!)

    BalasHapus
  2. Mantab juragan.... jadi bener2 seperti cerita misteri kekekeke.

    BalasHapus
  3. ah, saya gagal jadi yang pertama komentar. Ekspedisi terus mbah, gali terus misteri-misteri di indonesia. soalnya saya sering dikritik karena dianggap jarang sekali posting misteri Indonesia. Jadi mungkin mbah ware bisa gantiin tugas itu. haha.

    BalasHapus
  4. manteb mbah ekspedisinya...cucumu ingin ikut, tapi sayang jarak memisahkan kita

    mbah ada obrolan scientist muslim tentang millenium...mampir ya ke rumah saya di kamar millenium

    BalasHapus
  5. mbah minta link download film the fourth kind, new moon dan pandorum dong...please

    BalasHapus
  6. kayak prasasti ciaruteun punyanya kerajaan tarumanegara

    BalasHapus
  7. wowww.... mantab mbah... salut.. salut.. expedisinya.... lanjtkan1

    BalasHapus

Pengikut