Kamis, 10 Desember 2009

Pulung gantung...?

Sebenarnya gambar yang saya tangkap pada 2 pagi dinihari ini sedikit membingungkan saya yang berpikiran rasional.....saya bahkan hampir saja enggan untuk memposting fenomena aneh yang saya alami pada malam itu....
Beberapa hari yang lalu saya pernah memposting masalah cattle mutilation yang mungkin diakibatkan oleh pulung gantung....dan juga mengingatkan saya tentang film " the fourth kind " yang menceritakan tentang penculikan oleh alien...yang setelah melakukan pertemuan dengan alien ini mereka menjadi kurang waras karena ketakutan yang timbul dari dalam jiwa mereka, sebagai perbandingan dengan pulung gantung yang terjadi di daerah Gunung Kidul Yogyakarta, yang memakan korban ternak penduduk, pulung gantung ini juga menyebabkan kematian jiwa manusia secara tidak langsung.



Masalah terjadinya kasus bunuh diri yang sering terjadi berurutan di daerah Gunung Kidul, sudah di ketahui sejak beberapa puluh lalu. Menyisakan banyak misteri, banyak pertanyaan untuk kalangan profesi dan ilmiah, dan meninggalkan kesedihan untuk keluarga yang ditinggalkan. Angka kejadian bunuh diri di kabupaten Gunung Kidul sebesar 9 per 100 000 penduduk per tahun, jauh lebih tinggi dari kejadian di Jakarta yang hanya kurang dari 2 per 100 000 per tahun.
 
Banyak dilaporkan didaerah yang setelah di kunjungi pulung gantung ini banyak ditemukan kasus bunuh diri, stress, gangguan mental yang oleh sebagian peneliti lokal dilaporkan sebagai akibat dari tekanan batin karena kesulitan ekonomi...dibawah ini ada cerita menarik yang saya dapat dari beberapa majalah tua antara lain intisari yang menceritakan tentang fenomena pulung gantung....

Tukirah yang tidak kunjung sembuh dari sakitnya, meminta ibunya membelikan sawo. Jadi, Mbok Tumikem, janda berumur 60 tahun itu pun pergilah ke pasar. Ketika ia kembali, Tukirah sudah tewas tergantung di kayu langit-langit ruang tamu rumah mereka. Wanita itu menjerat lehernya sendiri dengan kain.
Peristiwa itu terjadi 9 September 1989 di Dusun Siraman II, kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Jawa Tengah. Menurut para tetangga, rumah Mbok Tumikem ketiban (kejatuhan) pulung gantung, yaitu roh jahat yang berwujud bola cahaya sebesar kepalan, berekor dan berwarna hijau kemerahan. Kata mereka, pulung gantung inilah yang mendorong Tukirah yang sedang menderita itu bunuh diri.Tukirah tewas menghadap ke utara. Beberapa bulan kemudian, di rumah tempat Tukirah menggantung diri, tetapi lebih ke utara, Solinah ditemukan tewas gantung diri dengan setagen. Solinah ini anak Mbok Tumikem juga. Kata orang, gara-gara pulung gantung datang untuk kedua kalinya ke rumah janda malang itu, Mbok Tumikem disarankan membongkar rumahnya. Tapi kalau dibongkar, ke mana ia dan sisa keluarganya mesti tinggal? Mau dijual, siapa yang mau membeli rumah tempat dua orang pernah gantung diri? Untuk mencegah pulung gantung menyatroni lagi rumahnya, setiap malam Mbok Tumikem tidur di depan pintu rumahnya. Rupanya, pulung gantung lantas memilih korban lain. Empat bulan kemudian, di sebuah dusun sebelah tenggara kediaman Mbok Tumikem, Noto Triman didapati tewas gantung diri. Lalu pada hari Rabu Kliwon 9 Oktober 1991, Ngadimin alias Surip, warga Dusun Ngandong, Kecamatan Patuk di Kabupaten Gunung Kidul pula, mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. Dengan tewasnya Surip, berarti di Kabupaten Gunung Kidul, selama kurun waktu 10 tahun terjadi 17 kasus bunuh diri. Walaupun penduduk menuding pulung gantung, sesepuh Desa Siraman, Hadi Sumarto yang tahun 1991 itu berumur 74 tahun berpendapat, pulung bukanlah pendorong seseorang untuk bunuh diri, melainkan sekadar sasmita gaib atau petanda sesuatu akan terjadi.
 
Sambil terisak, beberapa perempuan berkerudung yang sebagian besar berusia setengah baya itu memandikan jenazah EA (17) yang terbujur kaku, di dalam sebuah bilik khusus berdinding dari bentangan empat lembar kain batik. Puluhan pelayat yang datang sejak tengah hari, juga masih setia menunggu. Mereka duduk menyebar, ada yang di bawah tenda, pepohonan, dan kayu-kayu rangka bekas rumah yang rusak oleh gempa bumi 27 Mei 2006. Di salah satu sudut pekarangan yang lain, sebagian lelaki sibuk mempersiapkan segala peralatan untuk pemakaman. Suasana duka begitu terasa di rumah Karto tumiran (80-an), warga Dusun Pugeran, Patuk, Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta, Sabtu (30/6) sore.Lantunan ayat suci yang terdengar dari sebuah pemutar tape memecahkan kesunyian kawasan pegunungan yang berjarak sekitar 17 kilometer arah timur Kota Yogyakarta. Kabar meninggalnya EA, siswi kelas II sebuah SMK negeri di Kota Yogyakarta, cukup menggemparkan. Tubuh gadis itu ditemukan kakeknya, Karto Tumiran, sekitar pukul 10.00, dalam keadaan tergantung pada kerangka pintu rumahnya.
 
Banyak kalangan yang juga menyangsikan fenomena pulung gantung ini sebagai penyebab bunuh diri. Dalam analisisnya seorang peneliti dari UGM menyimpulkan bahwa kasus kasus bunuh diri di Gunung Kidul lebih erat berkaitan dengan kemiskinan, kekeringan dan kesulitan hidup sehari hari. Kasus kasus bunuh diri lebih banyak terjadi di daerah daerah yang sangat kering, miskin dan sulit. Di tahun enam puluhan Gunung Kidul memang terkenal tandus dan rawan kelaparan. Tetapi perbaikan ekonomi selama beberapa tahun terakhir ternyata tak juga mampu mencegah kejadian bunuh diri. Masih banyak faktor psikologi dan psikiatrik yang tak membaik hanya semata mata dengan perbaikan ekonomi.

Mengenai pulung tersebut mata kita melihatnya sebagai bola api yang bersinar, sementara orang di Gunung Kidul sana menyebutnya pulung. Kehadirannya selalu mengundang rasa ngeri. Pasalnya, ia dipercaya sebagai pembawa sasmita gaib. Ada saja musibah yang terjadi jika ia muncul. Bahkan sebelum gempa yang terjadi di Yogyakarta pun tak lepas dari penampakan pulung gantung ini.
 
Menurut sebagian orang pulung ini ada dua macam, satu  sebagai pembawa pesan kematian yang mana pada kemunculannya selalu membawa bencana dan memiliki ciri-ciri berwarna merah terang  menyala sedangkan jenis pulung kedua berwarna seperti putih biru kehijauan dan membawa kebaikan, menurut mitos barangsiapa yang rumahnya kejatuhan atau melihat pulung ini akan mendapat rejeki atau wahyu semisal dalam mitos Jawa, rumah seseorang calon kepala desa yang kejatuhan pulung ini akan bisa dipastikan sebagai kepala desa terpilih...
Terlepas dari mitos tentang pulung gantung yang terjadi di Gunung Kidul apa yang saya abadikan dibawah ini mungkin sedikit memberi anda gambaran sinar apa yang mungkin juga dilihat oleh masyarakat yang pernah menyaksikan pulung gantung tersebut....yang jelas setelah melihat sinar ini saya merasa mual dan sekujur tubuh seperti kesemutan, bulu tangan, kaki dan kuduk pun ikut berdiri...memang tidak ada suara apapun yang terdengar....bahkan suara jangkrik pun lenyap.....dan telinga berdenging...... ( untung saja saya seorang mbah ware....wakakakakakaka )....
Oke tidak usah lama-lama dan berpanjang -panjang...nih saya kasih gambarnya....seperti biasa saya menyajikannya lengkap,utuh,tidak sedikitpun melalui editing gambar.......
 
 

Tertulis pada metadata dibuat pada 2:13:00 AM. Anda bisa seperti ada bayangan titik kecil yang mengitari cahaya tersebut ? saya tidak bisa mengidentifikasi nya...cahaya ini terlihat hanya sekitar 2-4 detik saja lalu mengilang seperti pudar tapi sangat cepat...dan berjarak mungkin 200-300 meter dengan sudut pandang 50 derajat.....lokasinya adalah ditempat pabrik tua kosong di postingan saya tentang tapak kaki kuno. nih lokasinya kalau siang hari....
 

Well, bagaimana menurut nalar anda....?mau bilang hoax ya terserah....bilang saya nipu..... oke.....yang penting saya menyajikan untuk pembaca apa adanya....see you in my next posting.....!!

5 komentar:

  1. Bukankah ini lelucon untuk Enigma?
    Di postingan sebelumnya kan kamu pernah ngomong!

    BalasHapus
  2. @Sugibam...: memang hampir sama, tapi coba cek jamnya boss....satunya itu pagi hari....yang aku ambil ini malam hari.....satunya aku ambil dari dalam cerobong...yang 2 foto baru itu aku ambil di lapangan terbuka....

    BalasHapus
  3. masalah pulung mungkin gak cuman ada di daerah jogjakarta aja, tapi barangkali diseluruh jawa. dikampungku (daerah Grobogan-semarang) pulung disebut juga "ndaru", dan orang tua percaya bahwa ndaru ini bawa pertanda tentang sebuah kejadian. saya masih ingat sewaktu kecil bapak pernah jadi tim sukses pemilihan lurah, belum juga pemilihan selesai, sudah nebak calon yang disuksesinya gak bakal menang, soalnya pulungnya gak jatuh dirumah calon tersebut tapi kecalon yang lain. dan hebatnya emang bener calon yang ketiban pulung itu yan menang.

    BalasHapus
  4. ga tau itu pulung ato enggak...
    tp nenek qu pernah cerita, katanya waktu bpk qu umur sekitar 10th dia pernah d ikutin ma cahaya api (ga jelas cahaya apa yg jelas bercahaya).waktunya menjelang magrib. makanya kami sering d larang berada d luar rumah menjelang magrib.sampe sekarang bpk ga mau cerita, katanya tu pengalaman paling aneh hehe...
    trus ada juga cerita cahaya2 yg jatuh dr langit sebesar kelereng ato lebih besar and katanya itu air embun yg kalo terkena bisa bikin sakit/mati.

    sebenarnya ada cerita kyk si mbah punya, kejadiannya sekitar 2 minggu yg lalu d dkt tempat tinggal q (aq skrng d kota jogja, asli dr lombok).tp ngeri ah kl d ceritain,,, hhiiiii,,,,,

    BalasHapus
  5. tempat saya juga ada yang begituan...
    tapi saya nggak yakin sih.. soalnya ciri2nya sama..
    waktu tetangga saya nyelamatin rumah(tahlilan)..
    tiba-tiba ada kaya objek kehijauan melayang di langit sebelah utara..

    BalasHapus

Pengikut